Cibinong - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri didampingi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wakil Ketua BRIN Bambang Kesowo dan jajaran serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, adapun yang menjadi moderator pada dialog adalah Wakil Kepala BRIN Bapak Amarulla Octavian.
Dalam dialog tersebut moderator membatasi jumlah provinsi dan kab/kota untuk menyampaikan permasalahan namun dikarenakan Brida Kaltim mendapatkan penghargaan yang diterima langsung oleh Kepala Brida Prov. Kaltim Bapak Dr. M. Ir. Fitriansyah, ST., MM. terkait "Manajemen Tata Kelola SDM Iptek Daerah TerKOMPAK (Kaborasi, Optimis, Mandiri, Proaktif, Adaptif, Kompetitif) sehingga Brida Prov. Kaltim diberikan kesempatan pertama oleh moderator untuk menyampaikan permasalahan, baru kemudian daerah lain.
Dalam kesempatan ini, Brida Prov. Kaltim yang diwakili Kepala Bidang Inovasi & Teknologi Ibu Hj. Lenny Syafarina diberi kehormatan sebagai peserta pertama yang melakukan dialog langsung kepada Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan keberhasilan dan juga beberapa tantangan yang dihadapi daerah kedepannya juga terkait kolaborasi riset baik dalam dan luar negeri kemudian kegiatan riset yang telah dilakukan dalam mendukung IKN yang telah dilakukan Brida Prov. Kaltim.
Secara umum kemudian pesan yang disampaikan Ibu Megawati antara lain beliau meminta periset yang tergabung di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) memberi perhatian atas fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini. Selain itu, beliau juga meminta untuk memperhatikan situasi di sejumlah negara yang bisa mengganggu kemandirian pangan Indonesia. Megawati mengingatkan perlu antisipasi kondisi di sejumlah negara yang sedang bergejolak saat ini. Belum lagi nilai kurs yang juga tidak stabil serta dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap penyediaan pangan untuk Indonesia.
Dalam kesempatan itu, berdasarkan pertanyaan yang disampaikan kepadanya, Megawati menyoroti rekor impor beras dan darurat alih fungsi lahan meski sawah subur tapi berubah jadi gedung. Apalagi hal itu menjadi pembahasan di media. "Alokasi pertanahan untuk tanah subur seharusnya tidak boleh dikonversi. Ini sebaiknya ditata," pinta beliau.
Oleh karena itu, ditegaskan Megawati potensi daerah khususnya di sektor pangan harus diperhatikan. "Ada potensinya atau tidak di daerahmu, kalau nanti terjadi kekurangan pangan lalu mencari pangannya kemana," tanya Megawati.
"Petakan Potensi Daerah" Megawati memaparkan BRIDA dibentuk di daerah untuk menyelaraskan supaya dapat memetakan potensi daerah yang bisa dikembangkan dengan baik. "Jadi, yang pertama saya minta adalah tolong lihat betul apa sih potensi daerahmu," ujar Megawati.
Sebab itu, Megawati juga mengingatkan periset untuk tidak sekedar mengeluhkan dana riset tapi memberi komitmen untuk hasil riset yang bermanfaat.
Soal angggaran riset, Megawati mengatakan aspirasi itu ditampung meski lebih tepat untuk dikomunikasikan ke kepala daerah setempat dan Kementerian Dalam Negeri.
"Kalian supaya tahu jadi jangan asal mau ketemu Ibu Mega membahas soal anggaran karena soal anggaran ada alurnya. Bukan BRIN yang memutuskan," katanya.
Karena itu, Presiden Kelima RI itu mengajak periset BRIDA agar memetakan dan menyampaikan seluruh potensi di daerah.
"Sampaikan potensi daerah dan mari kita bahas bersama," ujar Megawati.